Aku hanya menunggu waktu menyita segala kenagan denganmu tanpa mengusik hati yang merajai sesal selalu. Kubiarkan detik-detik ini sepi, meninggalkan bayang separuh badan. Tak ada yang kurelakan untuk perih, setiap getirnya adalah perjuangan.
Menghadirkanmu terpupus sudah, dihapus jalan sepanjang pagi. Inilah yang kutuai ; dengan segala kesendirian, menepikan laut dan badai. Ini jalan tak beruang ; dengan segala isi kekosongan mata. Ini kali tak bertemali dan lepaslah cadik sunyi kenegeri antah barantah.
Tubuhku dikoyak angin, disapu ranting dan daun kering. Pucuk lama bertua jerami basah dan rontak tiada berdaya ; aku menyerah dititik ini saja tuan. Beban sarat lelah, yang kugenggam bukan barah
Tak ada yang bisa kupejamkan, hanya air kian jatuh tak berkemudi diberanda mata. Sudahkah kau merasakannya juga ?